Kelompok Swabantu (Self Help Grup) menjadi Wadah untuk Melatih Mengelola Diri dan Berkomunikasi bagi Orang dengan Disabilitas Psikososial dan Keluarga

Jumat, 09 September 2022

“Sebelum mengenal Pusat Rehabilitasi YAKKUM sama SHG (Self Help Grup) mungkin saya tidak bisa mengukur diri saya sendiri, tapi setelah ada rangkulan dari Pusat Rehabilitasi YAKKUM untuk sharing bersama mengeluarkan apa yang dipikirkan, kita dapat melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari, mengajarkan bagaimana cara minum obat yang baik, pengontrolan diri, emosi, dan perasaan. Saya dibantu oleh Pusat Rehabilitasi YAKKUM dari tahun 2018 sampai sekarang. Saya berusaha punya semangat. Dari tahun 2020 sampai 2022, saya mulai beraktivitas di kegiatan masyarakat, berkumpul dengan masyarakat, pengajian juga. Saya diterima masyarakat dengan baik, dan sekarang saya di terima bekerja.” – Purwanti, Orang dengan Disabilitas Psikososial dampingan Pusat Rehabilitasi YAKKUM.

Proses pemulihan Orang dengan Disabilitas Psikososial tidak terlepas dari peran keluarga. Dukungan keluarga sangat penting dan diperlukan orang dengan disabilitas psikososial untuk memotivasinya dalam proses perawatan, pengobatan hingga sosialnya.

Pusat Rehabilitasi YAKKUM bekerjasama dengan Desa, Kader, dan Puskesmas dalam memfasilitasi Kelompok Swabantu sebagai wadah untuk mengelola diri dan melatih komunikasi bagi orang dengan disabilitas psikososial dan keluarga. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mendukung orang dengan disabilitas psikososial dan pendamping dalam meningkatkan pentingnya dukungan sosial serta memotivasi  keluarga dan masyarakat sekitar dalam peningkatan perawatan yang intensif untuk orang dengan disabilitas psikososial. Dukungan sosial keluarga memiliki pengaruh terhadap pemulihan orang dengan disabilitas psikososial meliputi kemandirian, keterampilan sosial, aktivitas dan emosi.

Peran Kelompok Swabantu nampak pada salah satu wilayah dampingan Pusat Rehabilitasi YAKKUM di Kab. Gunungkidul yang berperan sebagai ajang sharing dan menjalin silaturahmi antara orang dengan disabilitas psikososial dengan caregiver, serta menjadi sebuah wadah untuk menjalankan organisasi. Kelompok Swabantu juga menjadi salah satu sarana untuk orang dengan disabilitas psikososial agar mendapatkan perhatian baik secara anggaran, pemberdayaan, komitmen kesehatan jiwa dari Pemerintah Daerah atau Kalurahan, melatih keterampilan minat dan bakat orang dengan disabilitas psikososial dan mereka dilatih juga untuk public speaking dan leadership, memfasilitasi orang dengan disabilitas mental dan caregiver dalam melakukan self advokasi, menceritakan keadaan/kebutuhan dirinya dan mengedukasi teman-teman SHG pentingnya minum obat.

“Pusat Rehabilitasi YAKKUM melalui Proyek CEPLERY memfasilitasi Kelompok Swabantu Disabilitas Psikososial atau Self Help Group (SHG) sejak tahun 2107 di 13 Kalurahan dampingan. Kelompok swabantu disabilitas psikososial sebagai kelompok terapi psikososial dan rehabilitasi sosial, membantu Orang dengan Disabilitas Psiksososial dan keluarganya untuk mendapatkan dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya. Kelompok terapi ini, merupakan ruang yang ramah bagi disabilitas psikososial untuk komunikasi dengan anggota lainya dan berinteraksi kembali dengan masyarakat. Komunikasi yang dikembangkan dalam kelompok swabantu yaitu komunikasi interpersonal, hal ini dilakukan untuk memberikan dukungan dan motivasi kepada individu bahwa mereka tidak sendiri dan memahami kondisinya. Kelompok swabantu digerakkan oleh kader kesehatan jiwa untuk fasilitasinya.” – Siswaningtyas Projek Manager Kesehatan Jiwa Masyarakat, Pusat Rehabilitasi YAKKUM.

Kelompok swabantu disabilitas psikososial adalah jembatan bagi proses rehabilitasi psikososial di masyarakat. Model rehabilitasi yang dikembangkan ini dapat membantu orang dengan disabilitas psikososial untuk dapat pulih.  Guna menjalankan peran dalam kegiatan rehabilitasi, kader dan caregiver menerapkan komunikasi interpersonal. Peran komunikasi interpersonal menjadi poin penting untuk mendorong keberhasilan rehabilitasi. Komunikasi interpersonal mengacu pada proses pertukaran informasi dan komunikasi yang memotivasi dapat membantu pemulihan Orang dengan Disabilitas Psiksososial.