Program Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat

Program Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat

Program kesehatan jiwa berbasis masyarakat adalah salah satu program rintisan Pusat Rehabilitasi YAKKUM yang berlangsung selama 4 tahun dan ditujukan bagi Orang dengan Disabilitas Psikososial (ODDP) yang berada di 3 wilayah yaitu:

  • Sleman
  • Kulon Progo
  • Gunungkidul


Program ini diinisiasi untuk memberikan pendampingan kepada ODDP agar dapat meningkatkan kualitas hidup mereka dan agar mereka terintegrasi dalam sistem di masyarakat.

Layanan yang kami berikan

Program kesehatan jiwa berbasis masyarakat ini berawal dari masih tingginya stigma negatif yang ditujukan kepada ODDP dari masyarakat. Selain itu, banyak ODDP yang belum memiliki kepatuhan dalam mengkonsumsi obat secara rutin. Mereka pun masih belum mengakses fasilitasi kesehatan setempat (Puskesmas) karena belum adanya sistem rujukan yang efektif untuk kasus kesehatan jiwa di dalam masyarakat. Peningkatan kualitas hidup ODDP juga semakin sulit dilakukan karena masih rendahnya pengetahuan ODDP, keluarga dan masyarakat mengenai isu kesehatan jiwa. Antar stakeholder pun belum ada koordinasi dalam penanganan kasus gangguan jiwa.

Melalui program kesehatan jiwa berbasis masyarakat, kami berusaha untuk mencapai tujuan-tujuan berikut ini:

  • Mengingkatnya kualitas hidup ODDP
  • Terwujudnya masyarakat yang berkontribusi secara pro-aktif kepada berbagai usaha kesehatan jiwa berbasis masyarakat yang menyeluruh dan berbasis hak asasi


Secara umum, kami melakukan pendampingan kepada ODDP dan keluarganya, masyarakat dan pemerintah terkait melalui:

  • Kunjungan rumah
  • Terapi Aktivitas Kelompok bagi ODDP 
  • Sekf Help Group (SHG) atau kelompok swabantu bagi keluarga atau pendamping ODDP 
  • Pendampingan kepada ODDP untuk mengakses layanan kesehatan, meningkatkan keterampilan, dan aktivitas produktif
  • Edukasi kepada keluarga atau pendamping ODDP mengenai kesehatan jiwa
  • Sosialisasi isu kesehatan jiwa kepada masyarakat
  • Peningkatan kapasitas kader kesehatan jiwa dan petugas kesehatan di Puskesmas
  • Pembentukan sistem untuk pemberian layanan kepada ODDP dari beberapa stakeholder terkait

Bagaimana program ini membantu penyandang disabilitas?

Program ini berpedoman pada Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas (CRPD) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), terutama pada Pasal 19 - Hidup mandiri dan termasuk dalam masyarakat yang menekankan pada “Hidup secara mandiri dan diikutsertakan di dalam masyarakat.”

Melalui program ini, kami membantu penyandang disabilitas melalui pendampingan individu kepada ODDP agar dapat mengakses fasilitas medis secara mandiri, memiliki kepatuhan minum obat dan memiliki kegiatan produktif. Pendampingan ini dapat membantu pemulihan ODDP dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Kami juga membantu dalam peningkatan kapasitas keluarga, kader dan petugas Puskesmas di dalam mendampingi ODDP. Melalui koordinasi antar stakeholder terkait, kami juga membantu dalam menyediakan layanan-layanan terintegrasi untuk ODDP.

Yang telah dicapai

Hingga akhir tahun 2022, kami telah mendampingi 671 ODDP dan keluarganya yang tersebar di 3 wilayah dampingan. Kami juga telah memberikan pendampingan berupa pelatihan-pelatihan, koordinasi rutin ataupun kerjasama dengan 219 pekerja sosial & petugas medis (termasuk dokter dan perawat), 56 pegawai pemerintah dan 9 pegawai non-pemerintah.

Kontak kami

Kontak kami bila Anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai program kesehatan jiwa berbasis masyarakat di wilayah Gunungkidul, Kulon Progo dan Sleman.

Kontak kami melalui:

Telepon: (0274) 895386
Email: support@pryakkum.org
Instagram: @pryakkum
Facebook: Pusat Rehabilitasi YAKKUM


Didukung oleh:

     

 

×

Modal Header


Png, Jpg, Jpeg, Gif
Docx, PDF, Zip
Png, Jpg, Jpeg, Gif

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo ligula eget dolor. Aenean massa. Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Donec quam felis, ultricies nec, pellentesque eu, pretium quis, sem. Nulla consequat massa quis enim. Donec pede justo, fringilla vel, aliquet nec, vulputate eget, arcu. In enim justo, rhoncus ut, imperdiet a, venenatis vitae, justo. Nullam dictum felis eu pede mollis pretium.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo ligula eget dolor. Aenean massa. Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Donec quam felis, ultricies nec, pellentesque eu, pretium quis, sem. Nulla consequat massa quis enim. Donec pede justo, fringilla vel, aliquet nec, vulputate eget, arcu. In enim justo, rhoncus ut, imperdiet a, venenatis vitae, justo. Nullam dictum felis eu pede mollis pretium.

Berita / Cerita

DITEMPAT YANG TEPAT, AKU MAMPU BERSINAR

Namaku Mayra. Aku adalah siswi KB Inklusif Gantari milik Pusat Rehabilitasi YAKKUM. Kata dokter, aku adalah anak dengan Down Syndrome. Aku belum tahu persis artinya, tapi katanya aku istimewa. Dan aku suka menjadi istimewa.

Elin: Menepis Stigma, Merajut Harapan

Elin adalah seorang perempuan dengan disabilitas psikososial dari salah satu desa di Nusa Tenggara Timur. Setelah mengikuti berbagai pelatihan dan pendampingan, ia kini bekerja di sebuah salon kecantikan di Kota Tambolaka. Pekerjaan ini tidak hanya memberinya penghasilan dan harapan baru, tetapi juga membantu menghapus stigma bahwa penyandang disabilitas psikososial dapat berdaya dan berkontribusi dalam masyarakat.

Langkah Kecil Sobri, Harapan Besar yang Tak Pernah Patah

Di sebuah pesantren di sudut kota Bantul Yogyakarta, ada seorang remaja bernama Muhammad Mulham Sobri. Bagi teman-temannya, ia anak yang periang, penuh semangat, dan tak pernah absen mengikuti kegiatan apa pun. Tapi siapa sangka, di balik senyumnya yang hangat, Sobri menyimpan perjalanan hidup yang penuh tantangan sejak lahir. Sobri terlahir dengan kondisi kelainan pada kaki kirinya (congenital limb deficiency). Sejak kecil, ia harus menerima kenyataan bahwa ia berbeda. Saat anak-anak lain berlarian tanpa beban, Sobri kecil berjalan dengan kruk kayu buatan tangan sang Ayah, sebuah karya sederhana penuh cinta yang menemaninya berkeliling desa. Ketika usianya menginjak 9 tahun, segalanya mulai berubah. ALTSO (A Leg To Stand On) hadir dalam hidupnya dan memberikannya kaki palsu pertama yang benar-benar bisa ia gunakan. Sebelumnya, ia sempat mendapat kaki palsu konvensional saat masih TK, tapi ketakutan dan ketidaknyamanan membuatnya tak mampu memakainya. Kali ini berbeda. Kali ini, kaki palsu itu menjadi jembatan antara Sobri dan dunia yang lebih luas.

Stigma di Balik Senyum: Perjuangan Kader Lelaki di Tengah Label Sosial

Di masyarakat, kader biasanya merujuk pada seseorang baik laki-laki maupun perempuan yang secara sukarela aktif membantu menjalankan program-program pemerintah atau organisasi di tingkat desa. Dalam pemberdayaan terhadap masyarakat, istilah "kader" sering sekali identik dengan label sosial perempuan. Masyarakat sering kali memandang perempuan sebagai sosok yang lebih lembut, penuh kasih, dan lebih cocok menjalankan peran sosial dalam organisasi. Hal ini menjadi stigma yang membatasi peran perempuan dalam organisasi hanya sebagai pelaksana tugas atau bahkan sebagai simbol kehadiran yang “lembut” dan “pendukung”. Padahal, peran kader dalam sebuah organisasi sangat luas dan bisa dilakukan oleh siapa saja, tanpa memandang jenis kelamin.

Berita dan cerita lainnya
UNTUK UPDATE TERBARU SILAHKAN SIGN UP EMAIL ANDA