AGRILAB
Apa itu Program AGRILAB?
AGRILAB merupakan program yang dijalankan di 2 negara yaitu Indonesia dan Kamboja sebagai salah satu pemenuhan hak orang dengan disabilitas terutama untuk ikut terlibat dalam kegiatan produktif yang inklusif dan berfokus pada peningkatan kapasitas orang disabilitas sendiri dalam aspek kemampuan penyelesaian masalah (problem solving). Program Agrilab sendiri kemudian berfokus pada 3 hal besar, yang pertama adalah implementasi Creative Capacity Building (CCB) yang merupakan methodologi yang digunakan untuk membantu terutama kelompok disabilitas untuk membangun kapasitas tersebut. Hal ini adalah sebuah pendekatan yang berpusat pada sumber daya manusia yang bertujuan untuk membangun pengetahuan dan kepercayaan diri dalam berpartisipasi dan memberdayaan merela untuk mengidentifikasi tantangan dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan kegiatan pertanian secara khusus. Program AGRILAB juga menjadi program pertama yang dijalankan tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Kamboja dengan dukungan lebih dari 2 lembaga, salah satunya adalah akademisi Engineers Without Borders Australia (EWB Australia) yang menjadi lembaga akademik pertama terlibat dalam program untuk orang dengan disabilitas dengan skema program.
Fokus yang kedua adalah adanya peningkatan produktifitas dengan adanya pengenalan pembuatan alat bantu yang dapat mendukung terjadinya kegiatan produktif yang perumusannya dihasilkan melalui implementasi metode pendekatan creative capacity building yang dijalankan. Perumusan alat bantu pertanian yang inklusi didasarkan penggunaan alur desain yang merupakan alur logika dari implementasi pendekatan CCB.
Alur desain Program AGRILAB
Alur desain yang dilakukan selama kegiatan peningkatan kapasitas petani disabilitas dan nondisabilitas yaitu mengidentifikasi masalah, mengumpulkan informasi, memasukkan ideide, uji coba, memiliki ideide terbaik, memasukkan semua ide yang dibutuhkan, mewujudkan ide, terus mengujicobakan kembali dan menerapkan solusi. Seluruh Kegiatan diatas di bagi menjadi 4 kali workshop dimana melibatkan petani disabilitas & nondisabilitas dalam menghadapi permasalahan pertanian, peternakan dan distribusi produk UMKM di Kabupaten Purworejo.
Alur design di implementasikan dalam workshop dengan menggunakan metode Creative Capacity Building dimana menggunakan berbagai permainan dan aktivitas yang bertujuan untuk:
- Membangun kerja tim
- Membangun kepercayaan antar peserta
- Membangun kepercayaan diri, terutama penyandang disabilitas
Tujuan Program AGRILAB
- CoDesign (Combined design/design gabungan) dari teknologi bantuan memungkinkan penyandang disabilitas terlibat dalam pertanian pilihan mereka.
- Pemberdayaan penyandang disabilitas untuk secara mandiri menciptakan solusi atas permasalahannya sendiri di masa depan.
- Peningkatan pemahaman tentang disabilitas dalam pendekatan inklusi di desa.
- Peningkatan kapasitas petani desa untuk berinovasi dan menemukan solusi permasalahan melalui alur desain.
Pendanaan dan Capaian Indikator AGRILAB
Program AGRILAB Pertanian Inklusif djalankan dalam periode 1 Juli 2019 30 Juni 2021 dengan besaran pendanaan senilai IDR 1.011.248.000. capaian indikator program AGRILAB didasarkan pada beberapa indikator penilaian (KPI) sebagai berikut.
KPI 1 : Jumlah peserta yang menunjukkan penguasaan bidang kompetensi yang diidentifikasi dengan metodologi CCB
Selama pelaksanaan program, 4 kelompok telah terbentuk di Kabupaten Purworejo dengan total penerima manfaat langsung adalah 74 orang dengan disabilitas yang diambil dari perwakilan Organisasi Penyandang Disabilitas (DPO) yang telah terbentuk diwilayah tersebut. Ke 74 perwakilan ini melakukan diseminasi pengetahuan dan produk yang telah dihasilkan pada paling tidak 300 anggota (DPO) yang kemudian menjadi pihak yang menangkap hal tersebut dan menggunakannya sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan produktifitas orang dengan disabilitas secara lebih luas dan menjamin keberlangsungan program yang telah dijalankan. Mitra dampingan yang mendapatkan peningkatan kapasitas terkait dengan CCB telah mampu menggunakan ketrampilan tersebut untuk mengidentifikasi permasalahan dan merumuskan solusi atas kondisi tersebut. Pengetahuan tersebut kemudain menjadi salah satu aspek utama yang dibagikan kepda DPO yang ada agar kompetensi yang didapatkan dapat digunakan pada kelompok disabilitas secara lebih luas.
KPI 2: 2.1 Jumlah AT yang dirancang dan dibuat prototipe yang memenuhi pertimbangan desainuntukdigunakan yang sesuai.
Dalam Program AGRILAB di hasilkan 4 prototipe sebagai solusi dari masingmasing permasalahan yaitu:
- Etalase pada motor modifikasi roda tiga. Menerapkan Self Service (Pembeli dapat mengambil produk sendiri, sehingga penjual berkursi roda tidak perlu turun dari motor).
- Pengkabutan jamur dengan menggunakan Automatic Water Fogging System (Budidaya Jamur Tiram). Membuat sistem penyiraman jamur dengan sistem fogging yang aksesibel dengan saklar otomatis yang dapat diatur berapa lama proses pengkabutan.
- Accessible aquaponics. Membuat aquaponic yang aksesibel untuk disabilitas sensori (Netra) dan pengguna kursi roda, prototipe ini merupakan upaya dalam ketahan pangan saat pandemik covid dalam pertanian dan perikanan.
- Rolling feed. Membuat kandang ayam yang akses (Ramp, kandang ayam berukuran 85cm), alat rolling feed dipasang di dalam kandang ayam agar peternak disabilitas pengguna alat bantu tidak perlu mengangkut pakan dari rumah ke kandang dan dapat memberikan pakan secara rutin, mudah dan efisien sehingga nutrisi ayam tercukupi dan mampu dijual dengan harga yang baik di pasaran.
Capaian outcome yang juga signifikan pada indikator ini adalah keterlibatan akademisi untuk kemudian Bersamasama menyebarkan isu disabilitas pada stakeholder yang belum pernah terpapar isu tersebut.
2.2 Jumlah prototipe yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk/jasa dengan potensi pasar.
Dari ke empat prototipe yang dihasilkan dalam implementadi proyek, 2 produk yaitu motor etalase dan water sprayer pada budidaya jamur memiliki potensi untuk menjawab kebutuhan dan potensi pasar. Motor etalase potensi untuk diuji cobakan dengan kolaborasi dgn akademisi dan menjadi advokasi bagi perusahaan otomotif transportasi darat dan mobilitas sedangkan jamur memiliki potensi menjadi skema pengembangan alat oleh petani secara luas (tidak hanya dengan kondisi disabilitas) karena alat tersebut telah terbukti mudah untuk direplikasi) sedangkan alat rolling feed menjadi desain yang ditangkap oleh 3 DPO untuk mendukung usaha ternak ayam diwilayah mereka.
KPI 3 : Jumlah instansi pemerintah daerah yang mengetahui proses CCB untuk akses ke AT yang sesuai dan terjangkau untuk lansia dan penyandang disabilitas.
Dalam upaya untu mengenalkan pendekatan dengan metode CCB dan akses untk mendapatkan alat bantu yang sesuai dan terjangkau bagi lansia dan orang dengan disabilitas, dilakukan juga dengan pendekatan Bersama dengan program desa inklusi sebagai upaya memastikan dan mendukung keberlanjutan todak hanya pendekatan dan alat yang telah dihasilkan namun juga upaya upaya produktif bagi orang dengan disabilitas sendiri.
Capaian dan Jangkauan Program AGRILAB Selain Pencapaian Berdasarkan KPI:
- Survey pasar difabel dilakukan dengan melibatkan 8 DPO di 6 provinsi dengan dukungan dari Kemenko PMK. Kegiatan yang dijalankan melibatkan 1650 responden. Diseminasi Hasil Survey Pasar Difabel kemudian dijalankan untuk mendiseminasi hasil survey tersebut. Kegiatan tersebut diikuti 235 participants, 5 Kementrian/Lembaga yang dalam kegiatan tersebut dapat memberikan solusi dari Kementerian UMKM & Koperasi mengenai pendaftaran NIB. Hasil survey dimasukkan ke dalam Jurnal Intenasional didukung oleh Jurusan Ekonomi & Bisnis Univ Atmajaya Jakarta
- 3 Video tutorial ketahanan pangan yaitu budidaya magot, budidaya toge dan pembuatan pakan ternak alternatif telah dibuat dan diunggah. Video tersebut telah menjangkau banyak orang dari berbagai kalangan dan tidak terbatas pada dampingan PRY saja. Pada masa pandemic lalu, video diatas menjadi rujukan pilihan usaha alternatif yang masih dapar dijalankan terutama dalam bidang pertanian & peternakan.
- Virtual expo seminar diadakan dan diikuti oleh 265 perserta dan diadakan Bersama dengan Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta. Kegiatan tersebut behasil mengenalkan isu disabilitas dan inklusi melalui pendekatan dan adanya produk alat pertanian yang inklusif kepada lebih dari 200 mahasiawa. Pelibatan pengusaha juga menjadi highlight dalam kegiatan tersebut sebagai salah satu cara agar konsep tersebut dapat ditangkap sebagai ide untuk mencipatakan alat usaha dalam jumlah besar. Prototipe etalase motor diberikan peluang untuk dijadikan studi kasus dalam workshop Master Class Design Product ITS Surabaya, dan ditawarkan untuk diujicobakan pada motor listrik “Gesit”.
Best Practice Program AGRILAB
- Kolaborasi dengan multi sektor yaitu universitas, DPO dan Kementerian dalam pelaksanaan Webinar guna pembentukan jaringan.
- Agrilab mampu menghasilkan Product Knowledge Management yang kedepannya dapat menjadi potensi project PRY.
- Agrilab menjadi peluang untuk peningkatan kapasitas staff PRY sendiri tentang Creative Capacity Building dan Process Design.
- Kolaborasi dengan mitra Internasional menjadi sebuah pembelajaran untuk memahami kapasitas internal dan strategi kolaborasi.
Kontak kami
Kontak kami bila Anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai program AGRILAB.
Kontak kami melalui:
Telepon: (0274) 895386
Email: support@pryakkum.org
Instagram: @pryakkum
Facebook: Pusat Rehabilitasi YAKKUM