Evi, Orang dengan Disabilitas Psikososial dengan Segudang Kegiatan Sosial

Jumat, 31 Januari 2025

Siapa mengira orang dengan disabilitas tidak mampu berkegiatan sosial? Evi buktinya. Evi adalah seorang wanita yang tinggal bersama kakaknya di wilayah Godean. Dirinya menjadi dampingan Pusat Rehabilitasi YAKKUM melalui Program Kesehatan Jiwa berbasis Masyarakat sejak tahun 2017.

Kondisinya saat ini sangat baik. Tak banyak orang mengira bahwa dulunya Evi memiliki gangguan disabilitas psikososial akibat trauma yang didapatnya di Ibu Kota. Sekembalinya ke kampung halaman, Evi tinggal bersama kakak dan keluarga kakaknya hingga sekarang. Beruntungnya Evi memiliki keluarga yang sangat mensupport kondisi dirinya dengan disabilitas psikososial dan kondisi finansialnya.

Kesehariannya selain membantu pekerjaan rumah tangga kakaknya, ia juga  membuat amplop Angpao berkarakter dan juga beternak kelinci. Penjualan amplop Angpao selalu mendapatkan banyak peminat terlebih ketika hari raya Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru China. Ternak kelinci yang baru dimulainya juga menjadi kesibukan sehari-hari dan menambah pemasukan finansialnya.

Banyaknya kegiatan yang dilakukan Evi tak lain karena dirinya rutin mengkonsumsi obat. Dirinya mengakses layanan pengobatan di Puskesmas Godean. Dengan keteraturan mengkonsumsi obat inilah, dia memiliki segudang kegiatan social. Evi kerap mengikuti pengajian yang diadakan di kampungnya. Dirinya bahkan sering diminta untuk membantu memasak dikala tetangganya memiliki hajatan. Keterbukaan warga dengan dirinya dan orang-orang dengan disabilitas psikososial lainnya membuat Evi semakin percaya diri untuk dapat bersosialisasi dengan masyarakat.

Beberapa waktu lalu, Evi merasa ingin berhenti mengkonsumsi obat lantaran obat yang diminumnya membuatnya cepat mengantuk. Karena mengantuk inilah, kegiatan sosialnya sedikit terganggu. Evi mengkonsultasikan hal ini pada kakaknya, namun sang kakak tetap memintanya mengkonsumsi obat.

Dengan arahan dari staff Program Kesehatan Jiwa berbasis Masyarakat, Evi memberanikan diri untuk meminta dokter menurunkan dosis obatnya agar dirinya dapat beraktifitas dengan lancar tanpa mengantuk. Apa yang dirasakan Evi tidak sedikit juga dirasakan orang dengan disabilitas psikososial lainnya. Dosis obat yang tinggi membuat orang dengan disabilitas psikososial yang telah pulih dan beraktifitas jadi sedikit terganggu.

Pengalaman yang dirasakan Evi membuatnya menjadi motivator untuk teman-temannya agar terus mengkonsumsi obat, menjalani hidup dengan sukacita dan berkarya. Aktifnya Evi berkegiatan social membuatnya sering diundang dalam berbagai kegiatan di desa untuk menjadi motivator. Bahkan saat ini, kegiatan social yang dilakukannya tidak hanya dalam lingkup kegiatan bersama orang dengan disabilitas psikososial dan kader kesehatan jiwa. Evi terdaftar sebagai anggota Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Godean.

 

Penulis: Alfitra Yosi Putrijaya