Cerita Marni yang Kini Mandiri

Senin, 04 November 2019

Namaku  Sumarniati, nama panggilanku yang dikenal,  Manny. Manny itu ada sejarahnya, pada waktu yang bersamaan di hari kelahiranku bapak saya terpilih menjadi imam di desa ku, Mallari.

Saya seorang netra tapi bukan sejak lahir, dulu saya bisa melihat. Umur 1 tahun saya mengalami kecelakaan pada  acara keluarga, kawinan.  Kebanyakan dulu rumah orang Bone pada umumnya rumah panggung. Waktu itu mau BAB, tidak sengaja menginjak papan yang ternyata  rapuh. Saya terjatuh di tempat pembuangan dan saya berlumur kotoran manusia. Menurut orang tua, kepala saya terbentur yang mengakibatkan lembek.  Beberapa tahun kemudian, efeknya ke mata mulai terasa. Masuk sekolah umur 6 tahun, tulisan di papan tulis tidak terlihat dari jarak jauh jadi harus mendekat. Kelas IV, saya pakai kacamata dan ke dokter spesislis mata, namun tidak ada perubahan. Menurut dokter, meskipun dioperasi, tetap tidak akan ada perubahan.  Namun demikian saya masih bisa sekolah sampai tamat SMP.  Selama sekolah saya dapat beasiswa dan dapat bersekolah di sekolah unggulan. Saya juga Pernah juara cerdas cermat di kecamatan. Alhamdulillah ada prestasi.

Waktu kecil saya bercita-cita menjadi seorang guru, yang bisa memberikan ilmu kepada orang lain atau bisa memberikan pelayanan bagi orang lain. Intinya,  bisa jadi orang  yang bermanfaatlah. Mau membantu orang tapi susah karena masih sangat tergantung sama orang, tapi mau bilang apa.

Saya kini tidak lagi dipandang sebelah mata, tidak cepat tersinggung, sudah tahan mentallah karena masih kadang ada yang bikin tersinggung.   Masyarakat telah menerima kami, termasuk saya. Yang lebih penting bisa bicara dan mengeluarkan pendapat.  Bangga bisa bersama pemerintah, pejabat dalam pertemuan.

Kini, saya dijadikan kader kesehatan oleh Puskesmas Awaru sebagai penyuluh PHBS di Sekolah Madrasah Aliyah dan Tsanawiyah. .  “tidak menyangka saya juga bisa memberikan penyuluhan, ikut andil seperti petugas atau perawat.”.  Juga telah menjadi delegasi desa pada musrenbang kecamatan sekaligus menjadi Tim Perumus RKP Desa Mallari.

Semua itu saya dapatkan  karena telah mengikuti kegiatan pelatihan Perencanaan desa di Makassar, Diskusi kampung kita diajari bicara dan mengeluarkan pendapat. Dilibatkan dalam musrenbang dan masih banyak lagi.

 

Lihat Videonya di:

https://www.youtube.com/watch?v=afVdATQTRoY

untuk cerita lengkap mengenai Marni