Langkah Kecil Sobri, Harapan Besar yang Tak Pernah Patah

Rabu, 30 April 2025

Di sebuah pesantren di sudut kota Bantul Yogyakarta, ada seorang remaja bernama Muhammad Mulham Sobri. Bagi teman-temannya, ia anak yang periang, penuh semangat, dan tak pernah absen mengikuti kegiatan apa pun. Tapi siapa sangka, di balik senyumnya yang hangat, Sobri menyimpan perjalanan hidup yang penuh tantangan sejak lahir.

Sobri terlahir dengan kondisi kelainan pada kaki kirinya (congenital limb deficiency). Sejak kecil, ia harus menerima kenyataan bahwa ia berbeda. Saat anak-anak lain berlarian tanpa beban, Sobri kecil berjalan dengan kruk kayu buatan tangan sang Ayah, sebuah karya sederhana penuh cinta yang menemaninya berkeliling desa.

Ketika usianya menginjak 9 tahun, segalanya mulai berubah. ALTSO (A Leg To Stand On) hadir dalam hidupnya dan memberikannya kaki palsu pertama yang benar-benar bisa ia gunakan. Sebelumnya, ia sempat mendapat kaki palsu konvensional saat masih TK, tapi ketakutan dan ketidaknyamanan membuatnya tak mampu memakainya. Kali ini berbeda. Kali ini, kaki palsu itu menjadi jembatan antara Sobri dan dunia yang lebih luas.

Dengan penuh semangat, Sobri belajar melangkah. Satu demi satu langkah kecil itu membawa perubahan besar. Ia mulai bermain bola, bersepeda, mengikuti lomba hari kemerdekaan, bahkan menjelajahi hutan saat kegiatan kemah di sekolah. Tak ada lagi rasa takut. Tak ada lagi rasa minder.

Namun hidup di pesantren tak selalu mudah. Tahun pertama, ia harus menghadapi bullying dari beberapa teman karena kondisi fisiknya. Tapi Sobri bukan anak yang mudah menyerah. Dengan keteguhan hati, ia memilih untuk menerima, ikhlas, dan yakin bahwa setiap perlakuan buruk akan dibalas oleh Tuhan. Dan benar saja, waktu perlahan menyembuhkan. Teman-teman yang dulu mengejeknya kini justru menjadi sahabat terdekatnya.

Sobri datang ke Pusat Rehabilitasi YAKKUM (PRY) karena prosthesisnya sudah mulai terasa kurang nyaman. Setelah diperiksa, ternyata kaki palsu Sobri sudah perlu disesuaikan, tingginya kurang dan bagian sendi lututnya harus diganti. Tanpa menunggu lama, tim teknisi PRY langsung melakukan penyesuaian. Hari itu juga, Sobri pulang membawa kaki palsu yang sudah diperbarui, siap untuk melangkah lebih jauh lagi.

Kini, kaki palsu bukan lagi sekadar alat bantu. Ia telah menjadi bagian dari hidup Sobri, hanya dilepas saat mandi dan tidur. Bersamanya, Sobri menjalani setiap aktivitas pondok dengan mandiri dan penuh percaya diri. Ia aktif di kelas, rajin mengaji, ikut kegiatan olahraga, bahkan terus menorehkan prestasi akademik dengan konsisten berada di 10 besar.

Bagi Sobri dan keluarganya, dukungan kaki palsu dari ALTSO melalui PRY bukan hanya bantuan semata. Ini adalah soal kesempatan, harapan, dan kehidupan yang lebih layak.

"Saya bersyukur sekali," kata Ibu Sobri. "Kini anak saya bisa mengejar mimpinya tanpa ragu. Kami hanya berharap, lebih banyak anak-anak seperti Sobri bisa mendapatkan bantuan seperti ini."

Dari kruk kayu buatan ayah, hingga kaki palsu modular yang membawanya melangkah penuh percaya diri, kisah Sobri adalah bukti bahwa harapan selalu ada, selama kita tak berhenti melangkah.

Penulis: Novena Asih